Sabtu, 17 Oktober 2009

"Terkadang, Buku yang Menemukanmu"

Pernah denger kalimat itu?

Kalo yang pernah nonton film The Hurricane pasti tau penggalan kalimat itu.
Ceritanya, si anak angkat yang berkulit hitam itu diajak ke semacam pasar loak gitu oleh orang tua angkatnya yang berkulit putih.

Di pasar loak itu, awalnya anak laki2 ini ga tertarik sama sekali, sampai tiba2 saat dia melewati sebuah bak berisi penuh buku bekas, satu buku yang membuat dia sangat tertarik. Judulnya 'The Hurricane'. Sampulnya bergambarkan seorang pria berkulit hitam. Entah kenapa dia merasa sangat tertarik dengan buku itu, dan meminta orang tua angkatnya untuk membelikannya.

Orang tuanya heran kenapa anak laki2 itu bisa segitu tertariknya. Bahkan tidak ada waktu yang dia lewatkan tidak membaca buku itu.

Saya lupa alur lengkapnya seperti apa, tapi saat perjalanan, orang tua angkatnya berkata "Memang, terkadang bukulah yang menemukanmu."
Setelah itu, berlanjut lah ke cerita bagaimana anak lelaki itu beserta kedua orang tua angkatnya berusaha mati2an untuk membebaskan mantan petinju yang mempunyai julukan "The Hurricane" dari penjara, yang adalah tokoh utama dari buku yang ditemukan oleh anak laki2 tadi di pasar loak.

Kenapa saya cerita ini?
Karena baru saja saya menonton dokumenter mengenai kematian Malcolm X di Metro TV.

Suatu saat, ketika saya datang ke Book Fair, waktu tepatnya saya nggak ingat. Mungkin sekitar tahun 2001 lah. Tahun2 itu memang saya sedang kecanduan teramat sangat pada buku. Saya jalan menyusuri buku2 yang dijajakan. Jalan terus, terus, terus dan terus. Sampai secara mendadak saya berhenti di salah satu stand. Bukan stand besar, bahkan buku2 itu ditaruh asal di dalam bak. Anehnya, saya melihat satu buku yang bener2 buat saya tertarik. Warnanya gelap, dan hanya ada foto seorang pria yang sepertinya berkulit hitam, dan memakai kaca mata. Tanpa ragu, saya mengangkat buku itu dan membaca "Malcolm X"

Mungkin saat itu ada Cupid ya. Saya jadi jatuh cinta dengan buku itu. Namanya saya pernah baca di salah satu buku saya dan hanya menceritakan sedikit saja tentang dia. Pokoknya inti yang saya baca adalah dia orang berpengaruh.

"Berapa ni Bang?"
(Sekian. Saya lupa berapa.)
"Mbak tahu ya siapa orang itu?"
"Tokoh kulit hitam dan muslim Amerika kan?"
"Wah, padahal ga ada yang tau lo, Mbak."
"Ini ga ada yg baru? kok kurang bagus."
"Cuma satu itu, Mbak."

Saya beli deh. Jam-jam berikutnya, jangan harap bisa melihat saya tanpa buku itu. Buku itu bisa saya selesaikan hanya dalam waktu satu hari, padahal tebalnya lumayan. Ga bisa berhenti waktu bacanya.

Setelah itu, Malcolm X telah menjadi inspirasi saya. Beliau berpengaruh amat besar pada cara pandang saya. Mulai dari situlah, saya makin tergila-gila dengan buku, dan maunya melahap semua buku. Apapun genrenya. Mulai saat itupun, saya selalu 'pasrah' kalo sedang ada di toko buku, dan biarkan angin yang membawa. Hihihi.

Hari2 berikutnya, nggak jarang saya menemukan buku yang ternyata sedang saya kagumi tokohnya, atau yang pernah saya baca di buku lain dan sedang saya penasaran terhadapnya. Contoh, saya menemukan buku tentang Mahathir Muhammad dalam bahasa Inggris yang pernah saya lihat di Footnote salah satu buku yang saya baca. Padahal saat itu saya sedang tidak niat beli, dan hanya sedang menemani adik aja. Setelah saya tanya ke petugas toko, dia bilang buku itu cuma tinggal satu dan cuma ada tiga di seluruh Gramedia. Jadi, satu di Gramedia ini dan dua lainnya di Gramedia yang lain.


Biasanya, kalau lihat saya tiba2 ngerem mendadak di lorong2 toko buku, nah itu berarti saya baru saja secara sekilas melihat buku yang sangat menarik.

"Terkadang, Buku yang Menemukanmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar