Sabtu, 31 Oktober 2009

Kaku sekali, tidak fleksibel.

Salah kalo jadi orang kaku?
Semua orang harus jadi fleksibel?

Apa jadinya kalo semua orang di dunia ini fleksibel?

Kenapa orang selalu menyalahkan kekakuan? Kenapa orang selalu tidak menerima kekakuan?

Sampai sejauh mana orang yang kaku dapat toleransi? Sejauh mana orang dapat menoleransi kekakuan?

Saya kaku, dan kurang bisa fleksibel. Lalu? Kenapa Anda harus tidak suka dengan saya? Apa yang membuat Anda bisa merasa berhak tidak suka dengan kekakuan saya? Kenapa menurut Anda fleksibel itu lebih benar dan baik dibandingkan dengan kaku?

Anda tidak perlu repot2 tidak menyukai saya karena saya kaku. Karena saya sudah merasa tersiksa dengan kekakuan saya yang tidak bisa diterima oleh kalian yang fleksibel.

Ini prinsip, tidak ada yang bisa mendikte prinsip mana yang benar.

Hukum itu kaku. Hukum dunia, maupun hukum agama. Tidak mungkin hukum itu fleksibel. Karena kalau hukum fleksibel, kalian pun tidak akan bisa hidup sampai detik ini. Dengan kefleksibelan kalian, tidak mungkin kalian bisa hidup sampai detik ini.

Jangan Anda hanya meminta kami untuk fleksibel, hargai juga kekakuan saya. Saya tau, saya adalah satu diatara 1000 orang fleksibel di sekitar saya. Oleh karena itu, kalian semua merasa heran dengan saya. Jangan heran. Percayalah, saya tidak akan menyakiti kalian, saya hanya mengamati kalian, dan saya tidak mau menjadi seperti kalian. Tidak akan.

Tapi heran, selalu saja saya menjadi pusat perhatian kalian. Saya tidak melakukan hal yang buruk. Saya lakukan hal yang seharusnya dilakukan, dan saya melakukan hal yang seharusnya kalian lakukan juga kalau kalian mampu melakukannya. Kalian tidak mampu? Tentu saja, karena kalian terlalu fleksibel.

Mengapa saya dan orang kaku lainnya yang harus mengerti kalian yang fleksibel? Kenapa kalian tuntut kami untuk melakukan itu? Melakukan hal yang kami tau bukan hal yang baik. Dan hal yang tidak baik, bukanlah hal yang biasa kami lakukan. Jangan racuni kami. Kami tau benar mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Bukan kami tidak mengerti, melainkan kami terlalu mengetahui adanya batasan antara satu dan lain hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar